v

Naskah Drama Bahasa Indonesia untuk 6 orang


"SI PEMULUNG"



Penyusun:
§  Ashri Nurul Izza Hanum
§  Davina Lita Crisanti
§  Gabriella Cristy
§  Ganis Artika Aulia
§  Heru Kuswandanu
§  Widyanto Probo Prakoso
Tema:Menghargai Perbedaan
Judul: Si Pemulung

Tokoh:
Supono sebagai  pemulung (Pono)
      >Pekerja keras, pantang menyerah, jujur, mudah marah berbadan tinggi dan kurus, tidak bersekolah.
Ponimin sebagai pemulung (Poni)
      >Pendiam, pemalu, penakut, mudah menyerah, jujur, mudah tersinggung, berbadan kurus, agak pendek, dan rambut berponi.
Alle van Houtman sebagai teman sekelas Poni
      >Kaya, manja, sombong,suka mengejek, berbadan pendek, berkacamata, suka pamer.
Mrs. Jumirah van Houtman sebagai  ibu dari Alle
      >Sombong, kaya, suka mengejek, berpenampilan, berbadan gendut, berambut keriting.
Alia sebagai teman sekelas Alle dan Poni
      >Sombong suka mengejek, cantik, berambut panjang, berbadan pendek dan kurus.
Ibu Tari sebagai wali kelas Poni, Alle dan Alia
      >Baik hati, suka menolong, rajin, rendah hati, bijaksana, adil, berbadan kurus, berambut panjang, suka menggelung rambut.

Adegan 1
            
              Pagi itu seorang anak laki-laki berjalan menuju sebuah pintu. Ia membukanya dan memasuki sebuah ruangan, di dalamnya terdapat  sebuah meja di sudut, lembaran koran yang terletak di sampingnya, dan sebuah tungku di dekat tumpukan sampah di sudut lainnya.

Pono                : (terbangun dari balik lembaran koran) “Lho, dek?”
Poni               : (menutup pintu, menghampiri Pono)
Pono               : “Kenapa kamu tidak sekolah?”
Poni                : (melepaskan tas dengan mata berkaca-kaca, kepalanya tertunduk sambil memeluk tas, ia hanya bisa menjawab pertanyaan kakaknya dengan gelengan)
Pono               : “Poni, ayo cerita pada kakak.” (suaranya lembut membujuk sambil memegang dahu Poni agar wajah mereka berhadapan)
Poni                 : “Tadi” (melepaskan tangan Pono) “bu guru menyuruhku pulang” (menarik nafas) “masalah SPP, kak”(memandang Pono)
Pono                : “ oh, ya sudah. Kamu sabar saja”(menepuk pundak Poni) “Nanti kakak akan mencari sampah yang lebih banyak lagi”(tersenyum)
Poni                 : (tersenyum) “Iya,Kak. Nanti Poni Bantu ,ya?” (Berpelukan)

Adegan 2
                     
           Di dekat pusat perbelanjaan, Pono dan Poni memakai baju compang-camping. Mereka mengais tong sampah di depan pintu masuk.
Poni                  : “Kak, ini surga sampah buat kita"
                          (tersenyum, mengangkat sampah)
Pono                : “Haha, iya! Ayo, semangat dek!”
                         (mengasih sampah)
             Tiba-tiba Alle dan ibunya keluar dari pintu mall.
Alle                  : “Haa? (menutup mulut, terkejut)
Mrs. Ju             : “Kenapa, baby?” (suara melengking, mengibaskan rambut)
Ale                   : “I...i..itu kan, itu kan temen sekolahku mi” (menunjuk Poni)
Mrs. Ju            : “Apa??!! Ayo kita datangi!” (menggandeng tangan Alle, mengajaknya ke tempat Pono dan Poni)
Alle                  : “Heyy, Poni.. main apa tuh?” (tertawa dengan nada mengejek)
Mrs. Ju             : “Baby, kamu kenal sama gembel ini?” (bertolak pinggang)
Alle                  : “Hahahahah... huahahaha.. hahahahaha” (tertawa seperti orang gila)
Pono                : “Siapa mereka, Dek?”
Poni                 : (melempar karung sampahnya, lari meninggalkan Pono dan mengejarnya)

Adegan 3
            Di gang kecil yang gelap nan sepi.
Pono                : (Menarik tangan Poni, menghentikannya)
                          “Kamu kenapa, Poni?”
Poni                 : (Menangis) “Huhuhuhuhuhuhu, aku malu, kak.” (sesenggukan)
Pono                : “Kamu yang sabar, hidup itu adalah perjuangan. Don’t be weak boy... Kamu  sekolah untuk belajar. Ingat itu! Kakak bekerja seperti ini , supaya nanti kamu bisa jadi orang gedhe” (merentangkan tangan) “Suatu hai kita akan jadi orang kaya, Dek!” (menggenggam tangan Poni)
Poni                 : (Mengangguk lalu menghapus air mata dan tersenyum).

Adegan 4
          
             Di ruang kelas, ada dua buah papan tulis, hitam dan putih, tiga buah bangku untuk guru. Seorang anak pemalu duduk diam menatap buku pelajaran Matematika. Tidak terganggu dengan suara-suara bising disekitarnya. Lalu bel berbunyi, sang guru memasuki ruang kelas.
Bu Tari                        : “Selamat pagi anak-anak....!”
Anak-anak       : “Pagi, bu guru...!!!”
Bu Tari             : “Apa kabar anak-anak?”
Anak-anak       : “Baik, bu guru!” (tawa meledak)
Bu Tari             : “Sudah-sudah, ayo kita mulai pelajaran hari ini.” (meletakkan tas di meja guru)
Anak-anak       : “Iya, bu guru...!”
Bu Tari             : “Sudah!” (mulai kesal) “Sekarang semua buku dimasukkan, keluarkan kertas dan                       alat tulis! Hari ini ulangan.”
Anak-anak       : “Yaaaaahhhh....  (mengeluh, mengeluarkan kertas dan alat tulis)
            Menit demi ment berlalu. Bu Tarri berjalan hilir mudik di kelas, mengawasi muridnya. Bel istirahat berbunyi, tanda ulangan sudah berakhir.
Bu Tari             : “Sudah, ayo kumpulkan!”
(menghampiri muridnya satu persatu. Mengambil jawaban soal dari mereka, berjalan keluar ruangan)
Alle                  : (berdiri di atas meja) “Pengumuman, teman-teman! (berteriak)
Poni                 : (bangkit dari kursi lalu berdiri hendak keluar kelas)
Alle                  : “Tunggu! (menghentikan Poni).
Poni                 : (menghentikan langkahnya).
Alle                  : “Kembali ke tempat dudukmu!” (menunjuk Poni dan berbicara dengan nada memerintah)
Poni                 : (kembali ke tempat duduknya)
Alle                  : “Nah,dengarkanlah!!” (memandang berkeliling ke ruangan) “Kemarin,” (tersenyum) “Aku                                                                         melihat seorang pemulung. Ia bersama salah seorang dari kita, lho...” (masih terseenyum).
 Alia                 : “Apaa...??  Yang bener? Emang siapa All? (penasaran)
Alle                  : “Mau tau?” (menatap Alia)
Alia                  : (mengangguk)
Alle                  : “ Tuh, anaknya” (menunjuk Poni) “Ternyata ada gembel di sekolah kita.”
Anak-anak       : (tertawa terbahak-bahak, Poni tetap menunduk)
Alia                  : “hahaha. Gembel,gembeel,gembel..!” (mengejek Poni, menjulurkan lidahnya di depan Poni)
Alle                  : “Dasar gembel! Gembel lu!! Ngapain sekolah di sini? Pulang sana! Cuma gembel, berani-beraninya masuk ke sekolah ini... Wuuuuu!!” (berteriak sambil menendang meja Poni) (Suasana kelas masih ramai dengan tawa riuh anak-anak)

Adegan 5

Di ruang guru,Bu Tari sedang menghadap layar komputernya sambil mengetik.Sesekali ia membuka tumpukan buku dihadapannya.Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar.            Bu Tari                  : “Silahkan masuk.”(menclongak,pintu terbuka)
Pono                : “Permisi,Bu Guru.”
Bu Tari             : “Oooh….”(berdiri karena terkejut).
Pono                 : “Maaf,mungkin Bu Guru terkejut dengan penampilan saya.Tapi saya hanya ingin                      membayar uang SPP.”                                                                                                                                                 
Bu Tari             : “Ma..maaf,saya tidak bermaksud”(tergagap)”silahkan duduk”(memandang ke arah kursi di depan mejanya.)
Pono                : (duduk di tempat yang sudah dipersilahkan).
Bu Tari             : (duduk di tempat duduknya).
Pono                : “Ini,Bu”(menyerahkan beberapa lembar uang kertas dan banyak uang receh).”Jumlahnya pas  dua ratus ribu.Sejumlah uang yang harus saya bayarkan  untuk SPP Poni selama empat bulan.”
Bu Tari             : “Anda siapanya Poni,Nak?” (memandang dengan ingin tahu)
Pono                : “Saya kakaknya, nama saya Pono, Bu.” (mengajak bersalaman sambil tersenyum lebar)
Bu Tari             : “Oh, ya. Saya wali kelasnya Poni, panggil saja Bu Tari.” (bersalaman) “Sebelumnya maaf, tapi apa kamu tidak sekolah ?”
Pono                : (menggeleng, hening sejenak)
Bu Tari            : “Emm,apa tidak ada keluarga lagi? Ma..maksud saya selain orang tua kalian…”
Pono                : “Tidak,Bu.Sepeninggal orang tua kami,kami hanya hidup berdua. Yah,juga dibantu teman-teman sesama pemulung lainnya tentunya.”(tersenyum)
Bu Tari             : “(mengangguk-angguk)”Memangnya kalian tinggal dimana,Nak…?”(tersenyum)
Pono                : “Oh,itu Bu…Di bawah jembatan.Dekat sungai Mambu,rumah kami hanya berjarak dua belas langkah dari rumah gedhek warna merah muda.Kalau ibu Guru ke sana…Ibu tinggal tanya,’dimana rumah Pono dan Poni ?’ Tapi nggak sulit kok bu.Soalnya di depan rumah kami sampahnya banyak sekali.”
Bu Tari            : “Wah,kamu giat sekali ya,Nak”(tersenyum)  “Baiklah,ini uangnya saya simpan  dulu”(mengambil uang di meja,memasukkannya di dalam laci).
Pono                : “Boleh saya keluar? Saya mau mencari sampah lagi.”(melirik ke arah pintu)
Bu Tari            :”Ya,mari saya antar.”(berdiri mengantar Pono keluar)

Adegan 6

Bu Tari dan Pono berjaln keluar dari ruangan guru.Mereka menuju ke halaman sekolah. Saat itu,waktu menunjukkan saat anak-anak pulang sekolah.Terlihat sejumlah murid yangberlari-lari.Poni ada di antara mereka,hanya berjalan menunduk.
Pono                : “Poni !” (berlari  bersama Bu Tari menghampiri Poni) “Ayo pulang bareng !”     (menggandeng tangan Poni)
 Poni                : (menampik tangan Pono)
Bu Tari             : “Poni….kamu kenapa?”(memegang bahu Poni, tiba-tiba datanglah Alle dan Alia)
Alle                  : “Teman-teman,lihat ada pemulung!”(menunjuk ke arah Pono,Poni,dan Bu Tari)
Alia                  : “Mana-mana ?”(menoleh kesana-kemari).”Oh,itu….Hahaha!”                                 
Pono                : “Poni,ada apa ini?”(memegang bahu Poni).
Poni                 : (menampiknya) “Jangan sentuh aku !”
Alia                  : “Wah,si gembel malu nih punya kakak gembel.Padahal kan kalau sama-sama  gembel kan cocok…Ngapain sih?Dasar,euhh…Gembel lu,gembel-bel-bel-bel-bel bel!”
Bu Tari             : “Alia!”(menatap dengan marah).
Alle                  : “Alah,Bu…Itu kan kenyataan!”(tertawa)”Yang namanya gembel itu nggak pantes sekolah sama orang kaya seperti kita!”          
Pono                : “Hei,bocah ingusan!Jaga omonganmu!!Kamu piker kamu siapa?!”(hendak memukul)
Poni                 : “Stooopp!!”(berteriak)”Aku benci jadi orang miskin!Kenapa semua orang  megejekku? Apa salah jika aku dilahirkan sebagai orang miskin? Toh,aku juga  nggak mencuriapapun dari kalian”(terengah-engah,hendak menangis).
Alia                  : “Yaah,memang”(mengibaskan rambut) “Tapi itu bukan urusanku…”
Alle                  : “Salah sendiri jadi orang miskin!”(mendorong Poni)
Bu Tari             : “Cukup!! Alle,kamu sudah keterlaluan. Sekarang kamu dan Alia ikut tempat saya ke kantor. Pono, bawa adikmu pulang.”

Adegan 7

Di kantor Bu Tari,Mrs.Jumirah,sedang berhadapan dengan Bu Tari.Sedangkan Alle dan Alia menjalani hukuman mereka.Mereka berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan memegang telinga.
Mrs.Jumirah    : “Apa-apaan ini? Saya tidak terima anak saya dibeginikan.”(bertolak pinggang)
Bu Tari            : “Itu resiko”(bersendekap).
Mrs.Jumirah    : “Apa salahnya jika dia berkata sebenarnya? Sekolah ini mengutamakan,  kejujuran,kan? Apa jadinya Bu…”(berbicara dengan cepat”).
Bu Tari            : “Ibu Jumirah!”(mengela pembicaraan)
Mrs.Jumirah    : “Jangan panggil saya Jumirah.Panggil saya Mrs.Mira”
Bu Tari            : “Nama anda memang Jumirah”.
Mrs.Jumirah    : “Huh”(mendengus, mengipasi tubuhnya).
Bu Tari            : “Anda tahu,bahwa menghargai orang lain itu perlu.Tapi anda tidak mengujarkan hal ini pada Alle. Ia rusak kerena Anda.Padahal nama anda sendiri adalah Jumirah,  nama asli orang Indonesia.Anda juga masih akan menjadi wanita desa bila anda tidak menikah dengan Kolonial Houtman.”
Mrs. Jumirah   : “Hanya itu?”
Bu Tari            : “Hanya itu,saya hanya ingin bilang,Poni itu lebih tangguh dari anak anda yang  cengeng itu.Jika anda mau tahu siapa harapan bangsa ini…Ponilah orangnya. Permisi.”(berjalan keluar meninggalkan ruangan).
Mrs.Jumirah    : (menoleh ke arah Alle,diam sejenak) “Alle,besok kamu harus minta maaf pada pemulung itu.Ayo pulang”(menggandeng tangan Alle,keluar ruangan)
Alia                  : “Lho,Tante….Aku gimana?”(mengejar mereka).

Adegan 8

Sudah dua minggu lebih Poni tidak masuk sekolah.Ia hanya melakukan tugasnya sebagai pemulung.Kadangkala Bu Tari memergokinya sedang mengumpulkan sampah. Tapi ia hanya berlari.Menolak untuk bertemu.
Bu Tari            : “Poni!!!”
Poni                 : (berlari pergi)
Di kelas Bu Tari kebingungan,Ia hanya mengajar seadanya tanpa diselingi nasehat-nasehat yang biasa ia tuturkan pada anak-anak.Sikapnya dingin kepada Alle dan Alia.
Alle                  : “Bu Guru…”                                                              
Bu Tari             : (meghindar,pura-pura tidak dengar)
Alia                  : “Kami minta maaf.Maaf,Bu,…”
Bu Tari             : (menoleh)
Alle                  : “Kami sadar kalau kami salah.Kami juga akan minta maaf pada Poni. Mami                              bilang, ia mau membiayai sekolah Poni dan kakaknya. Asalkan,mereka diizinkan tinggal bersama ibu.”
Bu Tari             : “Benarkah ?”
Alia & Alle       : (mengangguk).
Bu Tari            : (merangkul mereka) “Kalian baik sekali…Ayo,nanti kta ke rumah Poni”  (tersenyum sumringah).

Adegan 9

Di depan rumahnya,Poni sedang duduk sendiri,ia membuat kerajinan dari botol plastic bekas.
Poni                 : “Wah,bosan aku…Di rumah.nggak sekolah.Mau ikut kaka,tapi tak diizinkan. Kapan kakak pulang ya? Kasihan kakak,ia pastilelah.Ya Tuhan.. Aku sayang Kak Pono.”(berguman sendiri sambil menggunting botol plastik).
Alia                  : “Assalamu’alaikum !”(tiba-tiba datang)
Poni                 : “Ka…kalian,kakak juga.Apa yang kalian lakukan disini?”(ketakutan)
Pono                : “Tenang,Dik”(tersenyum)
Alle                  : “Maafkan kami,kami salah.”
Mrs.Jumirah    : “Iya,Nak. Maafkan Tante juga ya?” (menghampiri Poni,berlutut di sampingnya)
Bu Tari            : “Kami membawa kabar gembira untukmu.”
Mrs.Jumirah    : “Mulai sekarang,Tante yang akan membiayai hidup kamu,juga kakakmu.” (menoleh ke arah Pono) “Kalian bisa sekolah,tanpa harus jadi pemulung lagi.”
Bu Tari            : “Ya,kalian akan tinggal bersama saya.”
Poni                 : “Benarkah?”(menoleh ke kakaknya)
Pono                : (menganggguk dan tersenyum)
Poni                 : “Tapi kenapa?Kalian kan membenciku..”
Alia                  : “Maaf,kami sadar kalau kami salah,Poni…Tapi kami ingin belajar berteman denganmu.”(menghampiri Poni,berlutut di sampingnya)
Alle                  : “Ya,kan semboyan bangsa kita adalah Bhinneka Tunggal Ika,meski berbedakita tetap satu. Maafkan aku ya?”(berlutut di dekat Poni)
Poni                 : (memandang Pono)
Bu Tari             : “Pono,ayo sini”(menunjuk tempat di sebelahnya)
Pono                : (menghampiri Bu Tari,ikut berlutut)
Mrs.Jumirah      : “Kalian mau kan,kalau mulai sekarang kita berdamai? Dan menjadi keluarga?” (memandang Pono dan Poni satu persatu)
Bu Tari              : “Ah,terimakasih Tuhan.”(menengadah ke atas,memeluk Alia yang ada di sampingnya). “Mulai sekarang,aku adalah ibu kalian.”(mengusap kepala Pono dan Poni).

~SELESAI~